Kekejaman adalah Cermin Kelemahan, Bukan Kekuatan
Seneca, filsuf Stoik asal Romawi, pernah menyampaikan bahwa kekejaman bukanlah tanda kekuatan, melainkan kelemahan. Menurutnya, orang yang bertindak kejam sering kali melakukannya sebagai bentuk kompensasi atas kekurangan—baik fisik, emosional, intelektual, maupun moral. Kekejaman menjadi topeng untuk menutupi rasa tidak berdaya dan inferioritas.
Sebaliknya, kekuatan sejati justru tampak dalam kemampuan seseorang mengendalikan diri dan menunjukkan empati. Orang yang benar-benar kuat tidak menggunakan kekuatannya untuk menindas, melainkan untuk melindungi dan menebar kebaikan kepada sesama, termasuk kepada makhluk hidup yang lebih lemah seperti hewan.
Pemikiran Seneca ini masih sangat relevan di masa kini, ketika kekejaman—baik dalam bentuk kekerasan fisik maupun perlakuan tidak manusiawi—masih kerap terjadi, bahkan terhadap hewan yang tidak dapat membela dirinya sendiri.
Sebagai manusia yang berakal, mari kita berkomitmen untuk menjauhi perilaku kejam dalam bentuk apa pun. Sebaliknya, mari tumbuhkan welas asih, empati, dan perlindungan kepada semua makhluk. Karena sejatinya, hanya orang kuat yang mampu bersikap lembut.
#StopKekejaman #EmpatiUntukHewan #Seneca #FilsafatHidup #AnimalWelfare


Comments
Post a Comment